Kamis, 27 Juni 2013

SYI’IR PADANG BULAN (HABIB SYAIKH)



Allohumma sholli wasallim alaa
Sayidinaa wamaulanaa Muhammadin
Adada maa fii’ilmillahi sholatandaaimatan
Bida waami mulkillahi…. 2x
Padang bulan, padange koyo rino, rembulane
          Sing ngawe-awe… 2x
Ngelengake, ojo turu sore… 2x
Kene tak critani, kanggo sebo mengko sore… 2x
Iki dino, ojo lali lungo ngaji takon marang kyai guru
          Kang pinuji…. 2x
Enggal siro, ora gampang kebujuk syetan
Insya Alloh, kitomenang lan kebejan… 2x
Lamun wong tuwo, lamun wong tuwo keliru mimpine
          Ngalamat bakal,
Ngalamat bakal getun mburine….. 2x
Wong tuwo loro, kundur ing ngarso pangeran
Anak putune rame-rame rebutan warisan….. 2x
Wong tuwo loro ing jero kuburan nyandang susah
          Sebab mirsane putera-
Puterine ora ngibadah dho pecah belah… 2x
Kang den arep-arep yoiku turune rahmat
Jebul kang teko-jebul kang nambahi
Jaman kepungkur ora jaman, jaman bututan
          Esuk-esuk rame-rame
Luru ramalan…. 2x
Gambar kucing dikiro gambar macan
Bengi diputer-bengi diputer metu wong edan… 2x

Kurang puas-kurang puas luru lamaran
Wong ora waras-wong ora waras dadi takonan… 2x
Kang ditakoni ngguyu cekakan
Jabul kang takon-jebul kang takon wis ketularan… 2x

Selasa, 25 Juni 2013

PROPOSAL MINI KONSEP GURU IDEAL (Studi Analisis Kitab “Ta’lim Muta’allim” karya Syaikh Az-Zamuji)

I.                   Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan ini sangatlah penting yang namanya pendidikan bagi setiap orang untuk bekal masa depannya karena “Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi perananya di masa yang akan datang (UUSPN Nomor 2 Bab I Pasal 1)[1]”. 
“Pembelajaran diartikan sebagai suatu kegiatan pengajaran yang mengondisikan seseorang belajar[2]”. Maksudnya ada yang mengondisikan seseorang belajar yaitu pendidik atau guru dengan bertujuan agar peserta didik dapat belajar optimal melalui berbagai kegiatan edukatif.
Guru merupakan factor yang sangat dominan dan penting dalam pendidikan formal pada umumnya karena bagi peserta didik guru sering dijadikan tokoh teladan, bahkan tokoh identifikasi diri[3]. Posisi guru di mata peserta didik sangatlah istimewa karena guru bagi mereka sesuai dengan namanya harus di gugu dan ditiru. Peserta didik mengharapkan guru yang ideal yang bisa mereka teladani dan menirukan setiap perkataan, perbuatan serta lainnya yang berkaitan dengan guru. Seperti yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantoro dalam sistem Amongnya yaitu guru harus :
Ing ngarso sungtulodo
Ing madyo mangun karso
Tut wuri handayani
Artinya guru harus menjadi contoh dan teladan, membangkitkan motif belajar siswa serta memberi motivasi dari belakang[4].
Dari kerangka pemikiran diatas bermaksud bahwa sangatlah penting guru yang ideal bagi para peserta didik untuk membimbing, mengajar dan melatih mereka mempersiapkan bekal guna masa depannya. Begitu pula menurut Syaikh Az Zamuji melalui karyanya kitab Ta’lim Muta’allim dapat dijadikan bahan studi analisis konsep guru ideal yang diharapkan oleh peserta didik dari perspektif agama Islam karena didalam kitab Ta’lim Muta’allim terdapat bab yang menerangkan tentang santri yang mencari seorang guru yang ideal agar dia mendapatkan ilmu yang diharapkannya.

II.                Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat diambil menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Bagaimana konsep guru ideal dalam kitab “Ta’lim Muta’allim” karya Syaikh Az Zamuji ?

III.             Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui  konsep guru ideal melalui studi analisis dalam kitab “Ta’lim Muta’allim” karya Syaikh Az Zamuji.


IV.             Metodologi Penelitian

Adapun metodologi penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan ( library research ), yaitu penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan dengan menghimpun data dari berbagai literatur. Data yang dikehendaki dalam penelitian ini adalah data kualitatif, Dan Obyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah konsep guru ideal dalam kitab “Ta’lim Muta’allim” karya Syaikh Az Zamuji.
 .


[1] Din Wahyudin, Supriadi & Ishak Abduhak, “Pengantar Pendidikan”, Universitas Terbuka, Jakarta, 2006, Hlm. 3.29.
[2] Ibid., Hlm. 3.30.
[3] Djam’an satori, dkk., “Profesi Keguruan”, Universitas Terbuka, Jakarta, 2007. Hlm. 2.1.

[4] Djam’an satori, dkk., “Profesi Keguruan”, Universitas Terbuka, Jakarta, 2007. Hlm. 2.5.

PROPOSAL MINI KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DAN RELEVANSINYA DENGAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AGAMA ISLAM

I.                   Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan ini sangatlah penting yang namanya pendidikan bagi setiap orang untuk bekal masa depannya karena “Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi perananya di masa yang akan datang (UUSPN Nomor 2 Bab I Pasal 1)[1]”. 
“Pembelajaran diartikan sebagai suatu kegiatan pengajaran yang mengondisikan seseorang belajar[2]”. Maksudnya ada yang mengondisikan seseorang belajar yaitu pendidik dengan bertujuan agar peserta didik dapat belajar optimal melalui berbagai kegiatan edukatif dan dapat menemukan karakter pada diri peserta didik.
Adapun pengertian karakter ialah nilai-nilai perilaku manusia secara vertical atau “hablu min Allah” dan secara horizontal “hablu min An Nas”. Lebih jelasnya Karakter adalah nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat.
Pendidikan karakter merupakan usaha yang sungguh-sungguh, sitematik dan berkelanjutan untuk membangkitkan dan menguatkan kesadaran serta keyakinan dalam diri bahwa tidak akan ada masa depan yang lebih baik tanpa membangun dan menguatkan karakter. Dengan kata lain, tidak ada masa depan yang lebih baik yang bisa diwujudkan tanpa kejujuran, tanpa meningkatkan disiplin diri, tanpa kegigihan, tanpa semangat belajar yang tinggi, tanpa mengembangkan rasa tanggung jawab, serta tanpa rasa percaya diri dan optimisme.
Pendidikan karakter harus dimulai dari guru karena guru merupakan factor yang sangat dominan dan penting dalam pendidikan formal pada umumnya karena bagi peserta didik guru sering dijadikan tokoh teladan, bahkan tokoh identifikasi diri[3]. Jika seorang guru telah mempunyai karakter Seperti yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantoro dalam sistem Amongnya yaitu :
Ing ngarso sungtulodo
Ing madyo mangun karso
Tut wuri handayani
Artinya guru harus bisa menjadi contoh dan teladan, membangkitkan motif belajar siswa serta memberi motivasi dari belakang[4]. Dengan karakter guru yang telah terbentuk maka peserta didik dapat menirunya dan tidak sulit untuk membentuk karakter peserta didik. Selain itu, pendidikan karakter apakah memiliki hubungan dengan pendidikan agama islam dari perspektif akhlak ? yang dapat dikatakan bermanfaat sama yaitu dapat menghapus kebiasaan peserta didik yang sering tawuran antar pelajar dan juga dapat menenamkan sifat kejujuran untuk menangkal sifat korupsi sejak dini.
Dari latar belakang diatas bermaksud bahwa sangatlah penting pendidikan karakter baik untuk guru maupun para peserta didik dan relevansinya dengan pendidikan agama islam tentulah ada dari segi akhlak. Maka inilah yang melatar belakangi penulis mengambil judul konsep pendidikan karakter dan relevansinya dengan pendidikan akhlak dalam agama islam.

II.                Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat diambil menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :
                                             1.         Bagaimanakah konsep pendidikan karakter ?
                                             2.         Bagaimanakah konsep pendidikan akhlak dalam agama islam ?
                                             3.         Bagaimanakah konsep pendidikan karakter dan relevansinya dengan pendidikan akhlak dalam agama islam ?

III.             Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
                                             1.         untuk mengetahui  konsep pendidikan karakter.
                                             2.         untuk mengetahui konsep pendidikan akhlak dalam agama islam.
                                             3.         untuk mengetahui konsep pendidikan karakter dan relevansinya dengan pendidikan akhlak dalam agama islam.

IV.             Metodologi Penelitian

Adapun metodologi penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan ( library research ), yaitu penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan dengan menghimpun data dari berbagai literatur. Data yang dikehendaki dalam penelitian ini adalah data kualitatif, Dan Obyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah konsep pendidikan karakter dan relevansinya dengan pendidikan akhlak dalam agama islam.


[1] Din Wahyudin, Supriadi & Ishak Abduhak, “Pengantar Pendidikan”, Universitas Terbuka, Jakarta, 2006, Hlm. 3.29.
[2] Din Wahyudin, Supriadi & Ishak Abduhak, Hlm. 3.30.
[3] Djam’an satori, dkk., “Profesi Keguruan”, Universitas Terbuka, Jakarta, 2007. Hlm. 2.1.
[4] Djam’an satori, dkk., Hlm. 2.5.

KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF AGAMA ISLAM ( Studi Kasus di Pondok Pesantren Candangpinggan Kecamatan Kertasmaya Kabupaten Indramayu )

I.                   Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan ini sangatlah penting yang namanya pendidikan bagi setiap orang untuk bekal masa depannya karena “Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi perananya di masa yang akan datang (UUSPN Nomor 2 Bab I Pasal 1)[1]”. 
“Pembelajaran diartikan sebagai suatu kegiatan pengajaran yang mengondisikan seseorang belajar[2]”. Maksudnya ada yang mengondisikan seseorang belajar yaitu pendidik dengan bertujuan agar peserta didik dapat belajar optimal melalui berbagai kegiatan edukatif dan dapat menemukan karakter pada diri peserta didik.
Adapun pengertian karakter ialah nilai-nilai perilaku manusia secara vertical atau “hablu min Allah” dan secara horizontal “hablu min An Nas”. Lebih jelasnya Karakter adalah nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat.
Pendidikan karakter merupakan usaha yang sungguh-sungguh, sitematik dan berkelanjutan untuk membangkitkan dan menguatkan kesadaran serta keyakinan dalam diri bahwa tidak akan ada masa depan yang lebih baik tanpa membangun dan menguatkan karakter. Dengan kata lain, tidak ada masa depan yang lebih baik yang bisa diwujudkan tanpa kejujuran, tanpa meningkatkan disiplin diri, tanpa kegigihan, tanpa semangat belajar yang tinggi, tanpa mengembangkan rasa tanggung jawab, serta tanpa rasa percaya diri dan optimisme.
Pendidikan karakter harus dimulai dari guru karena guru merupakan factor yang sangat dominan dan penting dalam pendidikan formal pada umumnya karena bagi peserta didik guru sering dijadikan tokoh teladan, bahkan tokoh identifikasi diri[3].
Guru harus memiliki karakter agar bisa menjadi contoh dan teladan, membangkitkan motif belajar siswa serta memberi motivasi dari belakang[4]. Dengan karakter guru yang telah terbentuk maka peserta didik dapat menirunya dan tidak sulit untuk membentuk karakter peserta didik. Selain itu, apakah pendidikan karakter dapat dilihat dari sudut pandang agama Islam ? yang mempunyai tujuan sama yaitu dapat menghapus kebiasaan peserta didik yang sering tawuran antar pelajar dan juga dapat menanamkan sifat kejujuran untuk menangkal sifat korupsi sejak dini. Semua bias terjawab bila kita meneliti dan mendeskripsikan hasilnya.
Dari latar belakang diatas bermaksud bahwa sangatlah penting pendidikan karakter baik untuk guru maupun para peserta didik, juga pendidikan karakter dapat dilihat pada pendidikan beberapa pondok pesantren yang telah lama menjalankannya dari perspektif agama islam. Maka inilah yang melatar belakangi penulis mengambil judul konsep pendidikan karakter perspektif agama Islam.
II.                Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat diambil menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :
                                             1.         Bagaimanakah konsep pendidikan karakter ?
                                             2.         Bagaimanakah konsep pendidikan di pondok pesantren ?
                                             3.         Bagaimanakah konsep pendidikan karakter perspektif agama Islam di pondok pesantren candangpinggan kertasmaya ?

III.             Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
                                             1.         untuk mengetahui  konsep pendidikan karakter.
                                             2.         untuk mengetahui konsep pendidikan di pondok pesantren.
                                             3.         untuk mengetahui konsep pendidikan karakter perspektif agama Islam.

IV.             Metodologi Penelitian

Adapun metodologi penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan ( library research ), yaitu penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan dengan menghimpun data dari berbagai literatur. Data yang dikehendaki dalam penelitian ini adalah data kualitatif, Dan Obyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah konsep pendidikan karakter di Pondok Pesantren Candangpinggan Kecamatan Kertasmaya Kabupaten Indramayu.



[1] Din Wahyudin, Supriadi & Ishak Abduhak, “Pengantar Pendidikan”, Universitas Terbuka, Jakarta, 2006, Hlm. 3.29.
[2] Din Wahyudin, Supriadi & Ishak Abduhak, Hlm. 3.30.
[3] Djam’an satori, dkk., “Profesi Keguruan”, Universitas Terbuka, Jakarta, 2007. Hlm. 2.1.
[4] Djam’an satori, dkk., Hlm. 2.5.