BAB I
PENDAHULUAN
Dunia pendidikan terdapat dua macam pelaku belajar yang
biasa disebut dengan siswa. Ada siswa yang normal dan siswa yang diluar batas
normal. Peran pendidikan sangatlah penting baik bagi siswa normal maupun siswa
yang memiliki keterbatasan untuk mencetak sumber daya manusia yang memiliki
mutu dalam pembangunan bangsa.
Di dalam dunia pendidikan tidak ada diskriminasi walaupun
anak tunagrahita memiliki keterbatasan dalam kegiatan pembelajaran. Seperti
halnya program pemerintah tentang pendidikan karakter yang sekarang ditingkatkan
dalam pendidikan formal.
Pentingnya upaya peningkatan pendidikan karakter pada
jalur pendidikan tidak hanya dilakukan pada anak-anak normal melainkan juga
anak-anak yang memiliki keterbatasan. Seperti anak-anak yang tumbuh secara
normal, anak tunagrahita juga merupakan bagian dari suatu bangsa sekaligus
sebagai generasi penerus perjuangan cita-cita bangsa yang juga berhak untuk
mendapatkan pendidikan karakter. Selain itu pendidikan karakter dapat diintegrasikan
dalam pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran PKN.
BAB II
METODE
Penelitian dilakukan di SLB N Pahlawan Kecamatan
Indramayu Kabupaten Indramayu dengan menggunakan rancangan penelitian
kualitatif. Prosedur pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara,
observasi dan dokumentasi.
Analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data,
dan penarikan kesimpulan. Sedangkan pengecekan keabsahan data dilakukan dengan perpanjangan
kehadiran, ketekunan pengamatan dan triangulasi. Penelitian dilakukan khusus
pada siswa tunagarahita ringan, akan tetapi hanya pada jenjang pendidikan SMA
yang digunakan oleh peneliti sebagai sampel penelitian. Sekolah luar biasa
(SLB) Pahlawan di Kecamatan Indramayu
Kabupaten Indramayu merupakan sekolah yang dirancang khusus untuk anak-anak
berkebutuhan khusus yang dapat memberi skill dan diharapkan dapat bermanfaat di
dalam masyarakat.
Keunikan sekolah ini adalah sekolah terbesar untuk
tunagrahita bagian C. Sekolah ini tidak hanya diperuntukkan bagi siswa tunagrahita
ringan dan tunagrahita sedang melainkan terdapat juga kelas khusus tunarungu.
Di SLB N Pahlawan Indramayu juga mengajarkan mata pelajaran ketrampilan Vokasional
atau teknologi informatika dan komunikasi pada satuan pendidikan sekolah
menengah pertama luar biasa (SMPLB) dan sekolah menengah atas luar biasa
(SMALB) yang diberikan dengan tujuan agar anak memiliki satu atau lebih
ketrampilan yang dapat digunakan sebagai bekal kemandirian di masyarakat
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran PKN
pada siswa tunagrahita SMALB di SLB N Pahlawan Kecamatan Indramayu Kabupaten
Indramayu
Implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran PKN
dilakukan terlebih dahulu dengan menyusun perencanaan pembelajaran pada silabus
dan RPP. Pelaksanaan pendidikan karakter secara umum sudah dilaksanakan tetapi guru
kelas siswa tunagrahita belum mengintegrasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran
PKN secara benar, karena dalam kurikulum di SLB belum mengembangkan pendidikan
karakter.
Silabus di SLB N Pahlawan Indramayu berisi: (1) identitas
mata pelajaran, (2) standart kompetensi, (3) kompetensi dasar, (4) indikator,
(5) materi pokok, (6) pengalaman belajar, (7) alokasi waktu, (8) teknik
penilaian, (9) bentuk instrumen, (10) instrumen/soal, (11) sumber belajar
sesuai dengan Permendiknas RI Nomor 1 Tahun 2008 tetang standar proses
pendidikan khusus. Dari isi silabus masih belum ada pengintegrasian nilai-nilai
karakter. Hal ini terlihat dengan tidak memasukkan nilai-nilai karakter didalam
kolom tersendiri, sehingga akan berdampak pada penyusunan RPP, karena silabus
merupakan acuan pengembangan dalam RPP.
Sedangkan RPP yang dibuat guru di SLB N Pahlawan Indramayu
berisi: (1) identitas mata pelajaran, (2) standart kompetensi, (3) kompetensi
dasar, (4) indikator, (5) tujuan pembelajaran, (6) materi pembelajaran, (7)
alokasi waktu, (8) metode pembelajaran, (9) langkah-langkah pembelajaran, (10)
sumber dan media belajar, dan (11) penilaian sesuai dengan Permendiknas RI
Nomor 1 Tahun 2008 tetang standar proses pendidikan khusus. RPP yang dibuat
guru kelas X SMALB tidak mengembangkan nilai-nilai karakter hal ini terlihat
dengan tidak ada point pengembangan nilai-nilai karakter, guru hanya menilai
penilaian kognitif saja tanpa mengukur perkembangan karakter.
Dalam penelitian, Peneliti melakukan kolaborasi dengan
guru SLB untuk mengajar siswa tunagrahita dengan mengintegrasikan pendidikan
karakter dalam pembelajaran PKN. Peneliti mengajar materi gotong royong yang
terintegrasi nilai-nilai karakter dalam pembelajaran PKN. Pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukan guru peneliti terdiri dari kegiatan pendahuluan,
kegitan inti, dan kegiatan penutup.
1.
Kegitan pendahuluan
a.
Guru memperhatikan kehadiran peserta didik nilai yang ditanamkan
adalah kedisiplinan bahwa siswa harus hadir tepat waktu masuk kelas.
b.
Guru menanyakan kabar siswa dengan fokus pada mereka yang tidak datang
atau yang pada pertemuan sebelumnya tidak datang, nilai yang ditanamkan adalah
nilai peduli sosial bahwa siswa harus memiliki rasa empati kepada teman yang
lain.
c.
Guru bersama siswa berdoa sebelum memulai pelajaran dengan membacakan
surat al-fatihah, nilai yang ditanamkan adalah nilai religius bahwa siswa harus
melaksanakan ajaran agama yang dianutnya.
d.
Guru mengabsen siswa, nilai yang ditanamkan adalah nilai peduli sosial
bahwa siswa harus memiliki empati kepada teman sekelas.
e.
Guru memotivasi siswa dengan mengajar siswa menyanyi bersama-sama sebuah
lagu dengan judul “Satu Nusa Satu bangsa” nilai yang ditanamkan adalah
nilai semangat kebangsaan, siswa harus mempunyai rasa cinta tanah air.
2.
Kegiatan inti
a.
Guru memberikan bahan ajar dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
membaca selama 10 menit materi gotong royong. Nilai yang ditanamkan adalah
gemar membaca, siswa harus memiliki kebiasaan untuk membaca.
b.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya materi yang
belum dipahami nilai yang ditanamkan adalah demokrasi, siswa diberi kesempatan
untuk berfikir dan menanyakan materi yang kurang dipahami.
c.
Dalam melaksanakan model talking stick guru menyuruh siswa maju kedepan
untuk membentuk lingkaran dan saling berpegangan tangan nilai yang ditanamkan
adalah nilai mandiri dan kerukunan siswa diharapkan mampu melaksanakaan
perintah yang diberikan tanpa bantuan, rukun dan saling bekerja sama.
d.
Guru mengambil tongkat yang sudah dilapisi kertas yang berisi
pertanyaan dan memberikan kepada siswa, setelah itu secara estafet tongkat
diberikan kepada teman sebelahnya. Nilai yang ditanamkan adalah nilai disiplin,
siswa diharapkan mentaati aturan yang sudah ditentukan.
e.
Siswa yang memengang tongkat harus menjawab pertanyaan tersebut, kalau
pertanyaan tersebut tidak bisa dijawab maka tongkat tersebut harus diberikan
kepada teman sebelahnya. Nilai yang ditanamkan adalah nilai disiplin dan
kreatif bahwa siswa harus mentaati aturan yang telah disepakati.
3.
Kegiatan penutup.
a.
Siswa dipandu oleh guru untuk membuat kesimpulan mengenai materi yang
sudah dijelaskan, nilai yang ditanamkan adalah nilai kreatif siswa diharapkan
numbuhkan daya pikir.
b.
Guru memberikan salam dan mempersilahkan siswa keluar kelas dengan tertib pada waktunya dan saling
berjabat tangan, nilai yang ditanamkan adalah tertib dan disiplin, siswa
diharapkan mampu bersikap sesuai aturan.
Pada tahap penilaian dalam pembelajaran PKN yang sudah
terintegrasi dalam pembelajaran PKN adalah penilaian pengembangan diri dan pada
waktu pelaksanaan model pembelajaran talking stick menggunakan penilaian
lisan.
3.2 Hambatan yang dihadapi guru dalam pengintegrasian
pendidikan karakter dalam pembelajaran PKN pada siswa tunagrahita SMALB di SLB
N Pahlawan Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu
Ada dua faktor penghambat dalam pengintegrasian
pendidikan karakter pada pembelajaran PKN yaitu faktor guru dan faktor siswa.
1.
faktor guru
a.
Pada tahap perencanaan
Guru mengalami kesulitan dalam membuat silabus dan RPP
yang berkarakter dan kesulitan dalam menentukan nilai-nilai karakter pada perencanaan
pembelajaran.
b.
Pada tahap pelaksanaan
1)
Siswa tunagrahita cenderung pelupa
2)
Waktu berkurang untuk menyampainkan materi berikutnya
3)
Guru kesulitan dalam menyampainkan materi karena IQ siswa
tunagrahita yang berada di bawah rata-rata
c.
tahap penilaian
Guru hanya mengembangkan penilaian kognitif tanpa
mengukur perkembangan karakter siswa.
2.
Faktor siswa
Dari pengalaman peneliti mengajar pada siswa
tunagrahita kelas X SMALB di SLB hambatan yang dihadapi guru peneliti adalah:
a.
Kondisi psikologis siswa yang cenderung diam dan kurang aktif
b.
IQ siswa yang berada di bawah rata-rata
3.3 Upaya-upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi
hambatan pengintegrasian pendidikan karakter dalam pembelajaran PKN pada siswa
tunagrahita SMALB di SLB N Pahlawan Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu
Setiap hambatan tentunya memerlukan usaha dalam
mengatasi hambatan tersebut. Usaha–usaha yang ditempuh guru untuk mengatasi
hambatan dalam pengintegrasian pendidikan karakter dalam pembelajaran PKN
adalah
1.
Faktor guru
a.
pada tahap perencanaan
Guru kelas di SLB Pembina Tingkat Indramayu melakukan
kolaborasi dengan peneliti dan mengikuti workshop terkait dengan pendidikan
karkater
b.
pada tahap pelaksanaan
1.
Menggulangi kembali materi yang sudah diberikan
2.
Memberikan pekerjaan rumah untuk mengatasi materi yang belum bisa disampaikan.
3.
Penyampaikan materi dilakukan dengan menggunakan bahasa yang sederhana
seperti bahasa jawa, memberikan contoh-contoh gambar, guru melakukan pendekata
pada setiap siswa agar materi yang di jelaskan dapat dimengerti, guru dalam
mengajar harus sabar dan tulus ikhlas agar materi yang disampaikan dapat diterima.
c.
pada tahap penilaian
Melakukan penilaian pengembangan diri yaitu dengan
melihat sikap dan perilaku siswa pada saat pembelajaran PKN yang sesuai dengan
nilai pengembangan karakter yang ditentukan dalam indikator.
2.
faktor siswa
a.
Untuk melihat keaktifan dan pemahaman siswa terhadap materi, perlu
menggunakan metode pembelajaran yang memungkinkan terjadinya interaksi antar
siswa
b.
Menyampaikan materi dengan menggunakan gambar, memberikan contoh yang
terkait dengan kehidupan sehari-hari dan penyampaian materi harus disederhanakan
karena siswa kesulitan menerima hal-hal yang abstrak
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran PKN
pada siswa tunagrahita SMALB di SLB N Pahlawan Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu
secara umum sudah terlaksanakan tetapi pada perencanaan pembelajaran pada
silabus dan RPP masih belum mengintegrasikan pendidikan karakter dalam
pembelajaran PKN.
4.2 Saran
Saran kepada guru kelas di SLB N Pahlawan Indramayu
sebagai berikut: (1) mengingat siswa tunagrahita cenderung pelupa seyogyanya
guru mengulangi materi. (2) guru diharapkan sering memberikan motivasi kepada
siswa (3) Guru seyogyanya melakukan pendekatan kepada siswa (4) guru
diharapakan lebih kreatif dan inovatif dalam merancang metode pembelajaran yang
dapat memunculkan nilai-nilai karakter (5) Guru diharapkan dapat menyesuaikan metode
pembelajaran sesuai dengan kondisi siswa karena nilai-nilai karakter yang dikembangkan
tidak bisa disamakan dengan siswa normal.
DAFTAR PUSTAKA
Al Hakim, Suparlan. 2002. Pendidikan Kewarganegaraan
untuk Perguruan tinggi. Indramayu: Universitas Negeri Indramayu.
Amri, S., Jauhari, A., dan Elisah, T. 2011. Implementasi
Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran: Strategi Analisis dan Pengembangan Karakter
Siswa dalam Proses Pembelajaran. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.
Azzet, Akhmad Muhaimin. 2011. Urgensi Pendidikan
Karakter di Indonesia: Revitalisasi Pendidikan Karakter terhadap Keberhasilan
Belajar dan Kemajuan Bangsa. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Delphie, Bandi. 2006. Pembelajaran Anak Tunagrahita.
Bandung: PT Refika Adhitama.
Efendi, Mohammad. 2008. Pengantar Psikopedagogik
Anak Berkelainan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Kemendiknas. 2010. Pengembangan Pendidikan dan
Budaya Karakter Bangsa. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Kemendiknas. 2011. Pedoman Pelaksanaan Pendidikan
Karakter: Berdasarkan Pengalaman di Satuan pendidikan Rintisan. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Kesuma, D., Triatna, C., dan Permana, J. 2011. Pendidikan
Karakter: Kajian Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Moleong, Lexy, J. 2010. Metodelogi Penelitian
Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Muljono, A., dan Sudjadi. 1994. Pendidikan Luar
Biasa Umum. Jakarta.: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar