Oleh: Indra Nurul Hayat**
A. PENDAHULUAN
Setiap kelompok dalam satu organisasi, dimana didalamnya terjadi interaksi antara satu dengan lainnya, memiliki kecenderungan timbulnya konflik. Dalam organisasi apapun dan dimanapun terjadi kelompok interaksi, baik antara kelompok pengurus dengan pengurus, pengurus dengan anggotanya, pengurus dengan pembimbing, pengurus dengan ketua, maupun dengan lainnya yang mana situasi tersebut seringkali dapat memicu terjadinya konflik. Konflik sangat erat kaitannya dengan perasaan manusia, termasuk perasaan diabaikan, disepelekan, tidak dihargai, ditinggalkan, dan juga perasaan jengkel karena kelebihan beban kerja. Perasaan-perasaan tersebut sewaktu-waktu dapat memicu timbulnya kemarahan. Keadaan tersebut akan mempengaruhi seseorang dalam melaksanakan kegiatannya secara langsung, dan dapat menurunkan produktivitas kerja organisasi secara tidak langsung dengan melakukan banyak kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja1.
B. DEFINISI KONFLIK
Konflik adalah suatu situasi yang terjadi manakala terjadi perbedaan, tumpang tindih kepentingan dan kehendak. Perbedaan yang terjadi bisa saja sangat bertolak belakang/berlawanan sehingga menimbulkan bentrokan, atau sekedar perbedaan arah yang membuat tidak ‘nyambung’ dan kesalahpahaman2.
C. ASPEK POSITIF DAN NEGATIF DALAM KONFLIK
Konflik bisa jadi merupakan sumber energi dan kreativitas yang positif apabila dikelola dengan baik. Misalnya, konflik dapat menggerakan suatu perubahan :
§ Membantu setiap orang untuk saling memahami tentang perbedaan pekerjaan dan tanggung jawab mereka.
§ Memberikan saluran baru untuk komunikasi.
§ Menumbuhkan semangat baru pada pengurus.
§ Memberikan kesempatan untuk menyalurkan emosi.
Dan apabila tidak dapat dikelola dengan baik maka konflik akan menimbulkan suatu dampak negatif, seperti :
· Penurunan efektivitas kerja dalam organisasi baik secara perorangan maupun kelompok.
· Berupa penolakan.
· Resistensi/melawan terhadap perubahan.
· Apatis (tidak peduli).
· Acuh tak acuh.
· Bahkan mungkin berupa demonstrasi.
D. PENYEBAB KONFLIK
Konflik dapat berkembang karena berbagai sebab sebagai berikut:
1. Batasan pekerjaan yang tidak jelas
2. Hambatan komunikasi
3. Standar, peraturan dan kebijakan yang tidak masuk akal
4. Pertikaian antar pribadi
5. Harapan yang tidak terwujud
E. PENGELOLAAN KONFLIK
Konflik dapat dicegah atau dikelola dengan:
1. Disiplin: Mempertahankan disiplin dapat digunakan untuk mengelola dan mencegah konflik. Setiap pengurus harus mengetahui dan memahami peraturan-peraturan yang ada dalam organisasi. Jika belum jelas, mereka harus mencari bantuan untuk memahaminya.
2. Komunikasi: Suatu Komunikasi yang baik akan menciptakan lingkungan yang terapetik dan kondusif. Suatu upaya yang dapat dilakukan setiap pengurus untuk menghindari konflik adalah dengan menerapkan komunikasi yang efektif dalam kegitan sehari-hari yang akhirnya dapat dijadikan sebagai satu cara hidup.
F. STRATEGI :
q Menghindar
Menghindari konflik dapat dilakukan jika isu atau masalah yang memicu konflik tidak terlalu penting atau jika potensi konfrontasinya tidak seimbang dengan akibat yang akan ditimbulkannya. Penghindaran merupakan strategi yang memungkinkan pihak-pihak yang berkonfrontasi/bertentangan untuk menenangkan diri. Pengurus yang terlibat didalam konflik dapat menepiskan isu dengan mengatakan “Biarlah kedua pihak mengambil waktu untuk memikirkan hal ini dan menentukan tanggal untuk melakukan diskusi”
q Mengakomodasi
Memberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur strategi pemecahan masalah, khususnya apabila isu tersebut penting bagi orang lain. Hal ini memungkinkan timbulnya kerjasama dengan memberi kesempatan pada mereka untuk membuat keputusan. Pengurus yang menjadi bagian dalam konflik dapat mengakomodasikan pihak lain dengan menempatkan kebutuhan pihak lain di tempat yang pertama.
q Kompromi atau Negosiasi
Masing-masing memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu yang bersamaan, saling memberi dan menerima, serta meminimalkan kekurangan semua pihak yang dapat menguntungkan semua pihak.
q Memecahkan Masalah atau Kolaborasi
- Pemecahan sama-sama menang dimana individu yang terlibat mempunyai tujuan kerja yang sama.
- Perlu adanya satu komitmen dari semua pihak yang terlibat untuk saling mendukung dan saling memperhatikan satu sama lainnya3.
**Mahasiswa Fakultas Agama Islam Universitas Wiralodra Indramayu Semester 5 dan Ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) UNWIR Periode 2010/2011.
1 kmpk.ugm.ac.id/.../4e-MANAJEMEN%20KONFLIK(revJan'03).doc, tanggal 10 Oktober 2011.
2 www.p2kp.org/pustaka/files/.../c/.../Modul-Manajemen-Konflik.pdf, tanggal 10 Oktober 2011.
3 kmpk.ugm.ac.id/.../4e-MANAJEMEN%20KONFLIK(revJan'03).doc, tanggal 10 Oktober 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar