A.
INTRODUCTION (PENDAHULUAN)
Teachers are supposed to be chosen
from the many people who nominate themselves, and taken eligible. This is a
noble and worthy teachers as the heir of the Prophet. Judging from his duties,
a teacher is not limited to the subject conveys to and fro, from one school to
another. We should be honest, if the Indonesian people that do not yet risen,
and even the load is actually increased as a result of the teacher entrusted to
people who are not supposed to. The quality of education is determined by the
quality of teachers. As a simple example, we must understand that if the
student is not smart science of jurisprudence, rather then just blame the
students are taught the science of jurisprudence difficult, or incomplete
references, but it is due, one in choosing a teacher, because she was not his
field.
Guru memang semestinya dipilih dari sekian banyak
orang yang mencalonkan diri, dan diambil yang memenuhi syarat. Inilah guru yang
mulia dan pantas sebagai pewaris Nabi. Ditinjau dari tugasnya, seorang guru
bukanlah sebatas penyampai mata pelajaran ke sana kemari, dari satu sekolah ke
sekolah yang lain. Semestinya kita harus jujur, jika bangsa Indonesia yang saat
ini belum bangkit, dan bahkan justru bertambah bebannya adalah sebagai akibat
dari mempercayakan guru kepada orang-orang yang bukan semestinya. Kualitas
pendidikan sangat ditentukan oleh kualitas guru. Sebagai contoh sederhana, kita
harus pahami bahwa jika siswa tidak pintar ilmu fiqih, bukan kemudian hanya
menyalahkan para siswanya sulit diajari ilmu fiqih, atau referensi yang kurang
lengkap, tetapi hal itu disebabkan, salah dalam memilih guru, karena dia bukan
bidangnya[1].
B.
THE CONCEPT OF THE IDEAL TEACHER (KONSEP GURU IDEAL)
1.
The concept of the Ideal Teacher (Konsep Guru Ideal)
The concept of
the ideal teacher is a picture of a teacher who is expected by learners. A
teacher should be able to be ideal for learners to meet several criteria as a
teacher in order to be role models for the students and also to obtain useful
knowledge from their ideal teacher. To become an ideal teacher must meet the
general requirements set by the government. The main requirement to become a
teacher, namely :
Konsep guru ideal adalah gambaran
seorang guru yang diharapkan oleh peserta didik. Seorang
guru harus bisa menjadi ideal bagi peserta didiknya dengan memenuhi beberapa
kriteria sebagai seorang guru agar dapat dijadikan suri tauladan bagi peserta
didik dan juga dapat memperoleh ilmu yang bermanfaat dari guru ideal mereka.
Untuk menjadi seorang guru yang ideal secara umum haruslah memenuhi syarat-syarat yang
telah ditetapkan oleh pemerintah. Syarat utama untuk menjadi seorang guru,
yaitu :
1.
Teachers must be certified, which is referred to herein diploma is
a diploma that can give authority to perform the task as a teacher in a particular
school.
Guru harus berijazah, yang dimaksud
ijazah disini adalah ijazah yang dapat memberi wewenang untuk menjalankan tugas
sebagai seorang guru di suatu sekolah tertentu.
2. Teachers should
be healthy spiritually and physically, because of physical and spiritual health
is one of the important requirement in each job. Someone can not do their job
properly if he attacked a disease. As a teacher of these conditions is an
absolute requirement that can not be ignored.
Guru harus sehat rohani dan jasmani, karena
kesehatan jasmani dan rohani merupakan salah satu syarat penting dalam setiap
pekerjaan. Sesorang tidak akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik jika ia
diserang suatu penyakit. Sebagai seorang guru syarat tersebut merupakan syarat
muthlak yang tidak dapat diabaikan.
3.
Teachers must be obedient to God Almighty and good behavior. In
accordance with the purpose of education, which form the human decency that
fear of God Almighty then it should teachers as educators must be able to be an
example to practice their religion and good behavior.
Guru harus bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berkelakuan baik. Sesuai dengan tujuan pendidikan, yaitu membentuk manusia
susila yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa maka sudah selayaknya guru
sebagai pendidik harus dapat menjadi contoh dalam melaksanakan ibadah dan
berkelakuan baik.
4.
The teacher should be someone who is responsible, that the duties
and responsibilities of a teacher as teacher educators, learners, and mentors
for the students during the learning process that has been entrusted to the
parent / guardian to him ought to be implemented as well as possible. In
addition, the teacher is also responsible for harmony in people's behavior and
the surrounding environment.
Guru haruslah orang yang bertanggung jawab,
maksudnya tugas dan tanggung jawab guru seorang guru sebagai pendidik,
pembelajar, dan pembimbing bagi peserta didik selama proses pembelajaran
berlangsung yang telah dipercayakan orangtua/wali kepadanya hendaklah dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Selain itu, guru juga bertanggung jawab
terhadap keharmonisan perilaku masyarakat dan lingkungan disekitarnya.
5.
Teachers in Indonesia should the national spirit, the intention of
Indonesia consists of various ethnic groups who have different languages and
customs. To inculcate nationalism is the main task of a teacher, because that
teacher should first national spirit.
Guru di Indonesia harus berjiwa nasional, maksudnya bangsa
Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang mempunyai bahasa dan adat
istiadat berlainan. Untuk menanamkan jiwa kebangsaan merupakan tugas utama
seorang guru, karena itulah guru harus terlebih dahulu berjiwa nasional[2].
1. The concept of
the Ideal Teacher Leaders Islamic Perspective Classic
(Konsep
Guru Ideal Perspektif Para Tokoh Islam Klasik)
Teachers are glorified figure in Islam,
but the glory of it will wear off if the teacher is not able to apply the
principles that should be owned by every teacher. The following views of
leading figures in Islam about the meaning of the teacher with all its
dimensions, namely :
Guru memang sosok yang
dimuliakan dalam Islam, tetapi kemulian itu akan luntur jika guru tidak mampu
menerapkan prinsip-prinsip yang harus dimiliki oleh setiap guru. berikut
pandangan tokoh-tokoh terkemuka dalam Islam tentang makna guru dengan segenap
dimensinya, yaitu :
1.
Imam al Ghazali
a)
Intelligent, someone who can be entrusted with the task of
educating or teacher must be intelligent and perfect minds. With perfect sense
or intelligent, then the teacher can teach his students the true and profound.
Cerdas, seseorang yang dapat diserahi
tugas mendidik atau menjadi guru haruslah orang yang cerdas dan sempurna akalnya.
Dengan akal yang sempurna atau cerdas, maka guru dapat mengajar muridnya dengan
benar dan mendalam.
b)
the Loving, with these properties, can foster self-confidence in
students. With affection and confidence high, it will create a situation
conducive for students to become more enterprising and diligent study.
Penuh Kasih Sayang, dengan sifat ini,
dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada murid. Dengan kasih sayang dan rasa
percaya diri yang tinggi, maka akan tercipta situasi yang kondusif bagi murid
untuk semakin giat dan rajin belajar.
c)
intended as worship, teaching science was essentially a religious
obligation for every person who has the knowledge. Therefore, it is
inappropriate for a teacher if they have to claim wages for the teaching
efforts. Intend was taught as a form of worship to Allah SWT. Thus, teachers will
still be able to teach well, although with a very small wage.
Diniatkan Sebagai Ibadah, mengajarkan
ilmu itu pada dasarnya merupakan kewajiban agama bagi setiap orang yang
memiliki ilmu pengetahuan. Karena itu, tidaklah pantas bagi seorang guru jika
harus menuntut upah atas jerih payah mengajarnya itu. Niatkanlah mengajar
sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT. Sehingga, guru akan tetap bisa mengajar
dengan baik, meski dengan upah yang sangat kecil.
d)
Adjust the Student Ability, a teacher in charge will not let his
higher study material before they master the previous lessons. And teachers
should remind students that the purpose of teaching it is to draw closer to God,
improve themselves, and to serve.
Menyesuaikan dengan Kemampuan Murid,
seorang guru yang bertanggung jawab tidak akan membiarkan muridnya mempelajari
materi yang lebih tinggi sebelum mereka menguasai pelajaran sebelumnya. Dan
guru harus mengingatkan murid bahwa tujuan pengajaran itu adalah mendekatkan
diri kepada Tuhan, memperbaiki diri, dan untuk mengabdi.
e)
Full sympathy, in teaching a teacher should use a sympathetic
manner, subtle, and not use of force, diatribe, invective, and so forth.
Penuh Simpati, dalam mengajar seorang
guru hendaknya menggunakan cara yang simpatik, halus, dan tidak menggunakan
kekerasa, cacian, makian, dan lain sebagainya.
f)
Being example, a teacher must appear as a role model or a good role
model in front of her students. Therefore, teachers should be tolerant and
willing to respect the expertise of others, even though it was his own.
Menjadi Teladan, seorang guru haruslah
tampil sebagai tauladan atau panutan yang baik di hadapan para muridnya. Karena
itu, guru harus bersikap toleran dan mau mengahargai keahlian orang lain, meski
itu adalah muridnya sendiri.
g)
Understanding Student Ability, a teacher must be able to understand
well the difference in the level of student ability and intelligence. Also,
understand the talent, character, and mental level difference pupils according
to age.
Memahami Kemampuan Murid, seorang guru
harus mampu memahami dengan baik perbedaan tingkat kemampuan dan kecerdasan
murid. Juga, memahami bakat, tabiat, dan kejiwaan murid sesuai dengan tingkat
perbedaan usianya.
h)
Has High Commitment, a teacher must hold fast to the principle of
what he said, and try our best to make it happen. Teachers do not ever do
anything that is contrary to the principles put forward. If it is done, it will
cause the teacher to lose his dignity and teachers will not be able anymore to
direct or guide the students.
Memiliki Komitmen Tinggi, seorang guru harus
berpegang teguh pada prinsip yang diucapkannya, dan berupaya untuk
merealisasikannya sebaik mungkin. Guru jangan sekali-kali melakukan perbuatan
yang bertentangan dengan prinsip yang dikemukakannya. Jika hal itu dilakukan
maka akan menyebabkan guru kehilangan kewibawaannya dan guru tidak akan mampu
lagi mengarahkan atau memberi petunjuk kepada murid-muridnya.
2.
Imam Ibn Miskawaih
Teacher
educators or true ( ideal ) according to Ibn Miskawaih is the ideal man as
found in the conception of the ideal man. It so clearly visible as he aligns
with the position of the prophet teacher positions, especially in terms of
love. The love of God ranks first, then the students love the teachers. If it
can not achieve this degree then assessed together with friends or relatives,
because of them, it can also be obtained knowledge and manners. The regular
teacher, not in the sense of formal teacher just because of the position. According
to him, teachers have a variety of requirements among which Can Trust, Timber,
Beloved, His life history is tainted in Society Obviously, Being a Mirror or
Role Model, and Must be Greater than people of their students.
Pendidik atau guru sejati (ideal) menurut Ibnu
Miskawaih adalah manusia ideal seperti yang terdapat pada konsepsinya tentang
manusia ideal. Hal demikian terlihat jelas karena beliau menyejajarkan posisi
guru dengan posisi nabi, terutama dalam hal cinta kasih. Cinta kasih kepada
Allah menempati urutan pertama, barulah cinta kasih murid kepada gurunya. Jika
tidak dapat mencapai derajat ini maka dinilai sama dengan teman atau saudara,
karena dari mereka itu dapat juga diperoleh ilmu dan adab. Guru biasa tersebut,
bukan dalam arti sekadar guru formal karena jabatan. Menurut beliau, guru
memiliki berbagai persyaratan yang diantaranya yaitu Bisa Dipercaya, Pandai,
Dicintai, Sejarah Hidupnya Jelas Tidak Tercemar di Masyarakat, Menjadi Cermin
atau Panutan, dan Harus Lebih Mulia dari orang yang didiknya.
3.
Imam al- Mawardi
a)
Tawadhu',
the teacher must have a humble attitude ' ( humble ) and with humble attitude ',
teachers can create a democratic attitude in dealing with students. This
attitude can develop the potential of individual students as optimal as
possible.
Tawadhu’, guru harus memiliki sikap tawadhu’
(rendah hati) dan dengan sikap tawadhu’, guru dapat menciptakan sikap
demokratis dalam menghadapi murid. Sikap ini bisa mengembangkan potensi
individu murid seoptimal mungkin.
b)
Multi- Role, according to his good teacher is a person who is able
to perform multiple positive role in teaching. He not only plays the position
or as a teacher, but also portray themselves as leaders and mentors in the
learning process.
Multi Peran, guru yang baik menurut
beliau merupakan sosok yang mampu melakukan multi peran positif di dalam
mengajar. Ia tidak hanya memosisikan atau memerankan sebagai seorang pengajar,
tetapi juga memerankan diri sebagai pemimpin dan pembimbing dalam proses
belajar mengajar.
c) Ikhlas, literally, this means avoiding attitude riya' or a desire
to be praised. That is, being a teacher is not because they want to be
respected, praised, or would like to be treated and regarded as such by others.
In terms of the term, sincere interpreted as a liver cleanser from all the
encouragement that can pollute.
Ikhlas, secara harfiah, sikap ini berarti
menghindari riya’ atau keinginan untuk dipuji. Artinya, menjadi seorang
guru bukan karena ingin dihormati, dipuji atau ingin diperlakukan dan dipandang
sedemikian rupa oleh orang lain. Sedangkan dari segi istilah, ikhlas diartikan
sebagai pembersih hati dari segala dorongan yang dapat mengotorinya.
d)
Loving Work As a Teacher, a teacher must love his job. 's Love will
grow and flourish when the majesty, beauty, and glory of the task itself can
actually be lived. However, the main motive is to become a teacher because of
his calling to serve God Almighty. With sincere and makes good pleasure and
reward of Allah SWT. For the purpose of carrying out duties in teaching and
educating his students.
Mencintai Pekerjaan Sebagai Guru, seorang
guru harus mencintai tugasnya. Kecintaan ini akan tumbuh dan berkembang apabila
keagungan, keindahan, dan kemuliaan tugas itu sendiri benar-benar dapat
dihayati. Namun, motif yang paling utama adalah menjadi guru karena panggilan
jiwanya untuk berbakti kepada Allah SWT. Dengan tulus ikhlas serta menjadikan
keridhaan dan pahala dari Allah SWT. Sebagai tujuan dalam melaksanakan tugas
mengajar dan mendidik muridnya.
e)
Not Prioritize Economy, a teacher must not teach the above motives
purely for the sake of getting the material, although difficult to avoid.
However, it can also be understood that the teaching should be oriented towards
that noble goal, namely the contentment and reward. Consequently, teachers
should perform their duties with full responsibility.
Tidak Mengutamakan Ekonomi, seorang guru
janganlah mengajar atas motif semata-mata demi mendapatkan materi, meskipun
sulit dihindari. Namun, hal ini juga dapat dipahami bahwa mengajar harus
diorientasikan kepada tujuan yang luhur, yakni keridhaan dan pahala.
Konsekuensinya, guru harus melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab.
f)
Full Preparation, profess to teach well, teachers must always
prepare everything that is useful and supports the implementation of the
teaching and learning process. Among them, preparing teaching materials,
methods, learning resources, and so forth. This will support student success in
mastering the lesson well.
Penuh Persiapan, agara dapat mengajar
dengan baik, guru harus selalu mempersiapkan segala sesuatu yang berguna dan
mendukung pelaksanaan proses belajar dan mengajar. Diantaranya, mempersiapkan
bahan ajar, metode, sumber belajar, dan lain sebagainya. Hal ini akan mendukung
keberhasilan murid dalam menguasai pelajaran dengan baik.
g)
Discipline, a teacher should be disciplined against the rules and
in the entire social and professional relationships. With high discipline, the
teachers have taught themselves how to use the time as well as possible. Thus,
students will not be humans who like to relax and waste time with useless.
Disiplin, seorang guru harus disiplin
terhadap aturan dan waktu dalam seluruh hubungan social dan professional.
Dengan sikap disiplin yang tinggi, maka guru dengan sendirinya telah
mengajarkan tentang cara memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Sehingga,
murid tidak akan menjadi manusia yang suka bersantai dan membuang-buang
waktunya dengan percuma.
h)
Utilize Creative Children, a teacher should be able to use their
spare time just for the sake of professionalism. Overall time will be used
efficiently, both in terms of teacher assignments and career development. Thus,
there will be an increase in the quality of education. This implies that
teachers also have much to learn in every time and occasion, tenacious and
persevering, and earnestness and thoroughness.
Kreatif Memanfaatkan Waktu Luang, seorang
guru harus mampu menggunakan waktu luangnya hanya untuk kepentingan
profesionalnya. Keseluruhan waktunya akan digunakan secara efesien, baik dalam
kaitannya dengan tugas keguruan maupun dalam pengembangan kariernya. Sehingga,
akan terjadi peningkatan kualitas pendidikan. Ini mengisyaratkan bahwa guru
juga harus banyak belajar dalam setiap waktu dan kesempatan, ulet dan tekun,
serta penuh kesungguhan dan ketelitian.
i)
Creative, a teacher must have the creativity and innovation high. It
is born out of an awareness of the increasing number of guidance and
educational challenges in the future. In line with the advancement of science
and technology are constantly evolving. Therefore, teachers should not turn a
blind eye to the many advances in the field of science. The trick is to learn
and dig up as much information as possible from various sources.
Kreatif, guru harus memiliki daya kreasi
dan inovasi yang tinggi. Hal ini lahir dari kesadaran terhadap semakin
banyaknya tuntunan dan tantangan pendidiksan di masa mendatang. Sejalan dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknoligi yang terus berkembang. Karena itu, guru
tidak boleh menutup mata dengan berbagai kemajuan dalam bidang ilmu
pengetahuan. Caranya dalah dengan belajar dan menggali informasi sebanyak
mungkin dari berbagai sumber.
j)
Self Conscious, the teacher is the strategic figure . The teacher
should be a figure that can be replicated not only by students, but also by
society at large. Therefore, teachers must be aware of the position himself
well. Then the teacher should try to make all appropriate behavior and in
accordance with the norms and teachings niali derived from revelation.
Sadar Diri, guru adalah figur strategis.
Guru harus merupakan figur yang dapat dicontoh tidak hanya oleh murid, tapi
juga oleh masyarakat pada umumnya. Karenanya, guru harus menyadari posisi
dirinya dengan baik. Kemudian hendaknya guru berusaha agar segala tingkah
lakunya sesuai serta sejalan dengan norma dan niali ajaran yang berasal dari
wahyu.
k)
Gentle and Loving, be gentle and loving is an attitude that must be
owned by every teacher, although this attitude is not entirely successful in
education.
Lemah Lembut dan Penuh Kasih Sayang,
bersikap lemah lembut dan penuh kasih sayang merupakan sikap yang wajib
dimiliki oleh setiap guru, meski sikap ini tidak sepenuhnya berhasil dalam
dunia pendidikan.
l)
Being a motivator, a teacher must be able to be a motivator. This
is important in order to increase the excitement and the development of student
learning activities. And the last role of a teacher according to Al Mawardi was
a mentor. Guidance can be defined as an activity monitor student progress in
accordance with the purpose of education.
Menjadi Motivator, guru harus mampu
menjadi motivator. Hal ini penting dalam rangka meningkatkan kegairahan dan
pengembangan kegiatan belajar murid. Dan peran terakhir seorang guru menurut Al
Mawardi adalah sebagai pembimbing. Bimbingan dapat diartikan sebagai kegiatan
memantau perkembangan murid yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
4.
Imam Ibn Sina
According to him
a good teacher ( ideal ) is a teacher who understands Smart, Religious, Moral
Knowing How To Educate, Educate Kids Proficient In, Able Calm, Far From the
banter and In front disciple frolic, Poker is not dull, Manners, Clean, Pure
and Holy.
Menurut beliau guru yang baik (ideal) adalah guru
yang Berakal Cerdas, Beragama, Mengetahui Cara Mendidik Akhlak, Cakap Dalam
Mendidik Anak, Berpenampilan Tenang, Jauh Dari Olok-Olok dan Bermain-main dihadapan
Muridnya, Tidak Bermuka Musam, Sopan Santun, Bersih, dan Suci Murni.
Even so, he prefers
men than women teachers. He requires that to be respected teacher, then the
teacher should stand mind and character, intelligent, thorough, patient,
painstaking guiding children's performance, fair, efficient in the use of time,
likes to hang out with the kids, not hard-hearted, and always decorate
themselves. In addition, teachers should give priority to the interests of the
people rather than self-interest, abstain from imitating nature of the king and
the people are licentious, knowing ethics in science assemblies, polite and
courteous in debate, discussion, and hang out.
Meskipun demikian, beliau lebih mengutamakan guru
pria daripada wanita. Beliau mensyaratkan bahwa untuk menjadi guru yang
terhormat, maka seorang guru harus menonjol budi pekertinya, cerdas, teliti,
sabar, telaten dalm membimbing anak, adil, hemat dalam penggunaan waktu, gemar
bergaul dengan anak-anak, tidak keras hati, dan senantiasa menghias diri.
Selain itu guru harus mengutamakan kepentingan umat daripada kepentingan diri
sendiri, menjauhkan diri dari meniru sifat raja dan orang-orang yang berakhlak
rendah, mengetahui etika dalam majelis ilmu, sopan dan santun dalam berdebat,
berdiskusi, dan bergaul.
5.
Imam Ibn Jama'ah
Teachers in his
view is a microcosm of man, and in general can be used as a typology of the
best creatures. Thus, the degree of teachers are below degree level of the
prophets. Broadly speaking, there are six criteria in order to be an ideal
teacher and loved by students. Among them are able to Maintain Moral Education
For Implementing Duty, Not Making Teacher Professional Activities For Covering
Needs For Economic, Social and Community Knowing Situation With Good, Loving
and Patient, and Willing to Help Fit Owned ability.
Guru dalam pandangan beliau merupakan mikrokosmos
manusia, dan secara umum dapat dijadikan sebagai tipologi makhluk terbaik.
Maka, derajat guru berada setingkat di bawah derajat para nabi. Secara garis
besar, ada enam criteria untuk bisa menjadi seorang guru yang ideal dan
dicintai oleh murid. Diantaranya adalah Mampu Menjaga Akhlak Selama
Melaksanakan Tugas Pendidikan, Tidak Menjadikan Profesi Guru Sebagai Kegiatan
Untuk Menutupi Kebutuhan Ekonomi, Mengetahui Situasi Sosial Kemasyarakatan
Dengan Baik, Penuh Kasih Sayang dan Sabar, dan Bersedia Menolong Sesuai Dengan
Kemampuan yang Dimiliki.
6.
Imam Ibn Taimiyah
Teachers in the
view of Ibn Taimiyah should have the following personality traits :
Guru dalam pandangan Ibnu Taimiyah hendaknya
memiliki cirri kepribadian sebagai berikut :
a)
Khulafa', a
good teacher is when he is able to be Khulafa’- that is, people who are
willing to replace mission prophets struggle in the field of teaching. This
position can only be carried out by those who follow the apostle in the journey
of life and moral .
Khulafa’, seorang guru yang baik adalah apabila
ia mampu menjadi Khulafa’ yaitu orang-orang yang bersedia menggantikan
misi perjuangan nabi dalam bidang pengajaran. Kedudukan ini hanya dapat
dilaksanakan oleh orang yang mengikuti rasul dalam hal perjalanan hidup dan
akhlaknya.
b) Being a role
model, a teacher ought always be a role model for his students, especially in
terms of honesty, sticking to a noble character, and enforcing Islamic law. Lying
on the pupil of a science is a very big injustice.
Menjadi panutan, seorang guru hendaklah
senatiasa menjadi panutan bagi muridnya, terutama dalam hal kejujuran,
berpegang teguh pada akhlak yang mulia, dan menegakkan syariat Islam. Berdusta
pada murid tentang suatu ilmu adalah kezaliman yang sangat besar.
c)
Not playing around, a teacher must avoid playful nature or reckless
in spreading their knowledge. Teachers must be righteous, because teachers know
the capabilities of the righteous, know the circumstances of students, as well
as understand that there is an obligation on him.
Tidak bermain-main, seorang guru haruslah
menghindari sifat main-main atau sembrono dalam menyebarkan ilmunya. Guru
haruslah shalih, karena guru yang shalih mengetahui kemampuan yang dimiliki,
mengetahui keadaaan murid, serta mengerti kewajiban yang ada pada dirinya.
d Reading the Bible often, a teacher ought to get used to augment and
memorize sciences particularly those found in the Qur'an and Sunnah.
Sering Membaca Kitab Suci, seorang guru
hendaklah membiasakan diri untuk menambah dan menghafal ilmu-ilmu terutama yang
terdapat dalam al-Qur’an dan sunnah.
So some views on the concept of the
ideal teacher of Classical Islamic leaders are still important to ponder this
moment onwards.
Demikianlah beberapa pandangan mengenai konsep guru
ideal dari para tokoh Islam Klasik yang masih penting direnungkan saat ini dan
seterusnya[3].
[1]Imam Tabroni
el-Khalimi, “Proposal Tesis”,
http://imam-tabroni.blogspot.com/2012/07/prposal-tesis.html, di akses pada tanggal
5 Nopember 2013
[2]
Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2011) h. 29
[3] Salman Rusydie,Tuntunan Menjadi Guru Favorit,
(Jogjakarta: FlashBooks, 2012), h.168-188
Tidak ada komentar:
Posting Komentar