Jumat, 18 April 2014

Tanya Jawab Tentang SEJARAH INTELEKTUAL PENDIDIKAN ISLAM

1.      Salah satu model lembaga pendidikan di Jazirah Arab tempo dulu adalah kuttab. Lembaga pendidikan yang disebut dengan istilah kuttab ini sudah ada sejak zaman pra Islam. Terkait dengan persoalan kuttab, saudara diminta untuk menjelaskan hal-hal berikut :
a.       Bentuk kuttab  dan pelaksanaan pengajaran kuttab masa pra Islam dan masa Islam !
b.      Materi dan metode pengajaran pada kuttab masa pra Islam dan masa Islam !

2.      Ketika Rasulullah di Madinah, lembaga informal (rumah) tetap berlangsung, tetapi pada masa ini lahir lembaga pendidikan baru yaitu Masjid, sebab setelah tidak lama Rasulullah berada di kota Madinah, maka yang pertama dibangun oleh beliau adalah masjid. Telah tercatat dalam sejarah bahwa masjid pada kala itu tidak an sich berfungsi sebagai tempat ibadah tapi memiliki fungsi lain. Terkait dengan Masjid, saudara diminta untuk menjelaskan hal-hal sebagai berikut :
a.       Apa pendapat saudara terkait dengan kenyataan bahwa yang pertama kali dibangun oleh Rasulullah ketika di Madinah adalah Masjid ??
b.      Jelaskan fungsi Masjid pada masa Rasulullah, masa klasik dan masa Modern !!!

3.      Lembaga pendidikan lain adalah Madrasah. Saudara diminta untuk menjelaskan :
a.       Pengertian, sejarah lahir dan berkembangnya madrasah pada masa klasik.
b.      Metode pengajaran madrasah pada masa klasik dan masa modern.

4.      Di Indonesia terdapat banyak pondok pesantren. Ditenggarai bahwa pondok pesantren lahir sebagai resistensi terhadap pola pendidikan kaum penjajah. Apa komentar saudara ?, Jelaskan eksistensi dan fungsi pondok pesantren dalam kaitannya dengan pendidikan ??

5.      Kemajuan pendidikan tidak terlepas dari hadirnya tokoh-tokoh besar dalam pendidikan. Terkait dengan hal tersebut, Saudara diminta untuk mengangkat salah satu sosok pendidik dengan menjelaskan gagasan, pandangan dan intelektualitasnya, dan disertai kritik dan komentar Saudara.




                                                            

JAWABAN
1.      Maktab/Kuttab merupakan tempat untuk belajar membaca atau menulis, yang terletak di rumah guru, tempat para murid berkumpul untuk menerima pelajaran. Guru-guru di Maktab disebut Mu’allim. Di samping pelajaran Al-Qur’an dan agama, di maktab juga di ajarkan puisi, menunggang kuda, berenang, pribahaa terkenal, ilmu hitung, tata bahasa, adab-adab, dan keterampilan menulis indah.
a.       Sebelum datangnya Islam, Maktab/kuttab (tempat untuk memberi pelajaran rendah) telah ada di Arab, meskipun belum termasyhur. Fungsinya tidak jauh berbeda dengan kuttab yang ada pada masa Islam. Kuttab pada masa Arab pra-Islam merupakan lembaga pendidikan tingkat dasar, terutama untuk belajar menulis dan membaca[1].
b.      Ahmad Syalabi membagi dua jenis kuttab, yaitu :
1.      kuttab yang dijadikan sebagai tempat belajar menulis dan membaca huruf Arab, belajar puisi, dan sastra. Mengajar menulis dan membaca ini dikerjakan oleh guru-guru di rumahnya masing-masing.
Mereka menyediakan dalam rumahnya sebuah kamar untuk menerima murid yang hendak belajar menulis dan membaca. Kuttab dari jenis ini kebanyakan berdiri sendiri dan terpisah dari kuttab jenis lain. Kuttab jenis ini telah lahir pada masa permulaan Islam dan sebagaian gurunya dari kalangan orang nonmuslim.
2.      Kuttab yang disediakan untuk mengajarkan Al-Qur’an Al-Karim dan pokok-pokok agama Islam. Kuttab jenis ini belum lahir pada masa permulaan Islam karena pada permulaan Islam hanya ada beberapa orang anak yang belajar Al-Qur’an dan ajaran Islam denagn menyelusup ke dalam lingkaran pelajaran orang-orang tua di masjid, seperti yang dilakukan oleh Ali Ibnu Abi Thalib dan Abdullah Ibnu Abbas. Adapun anak-anak yang lain belajar Al-Qur’an dari orangtuanya atau guru-guru khusus untuk keluarga.

2.      Tempat ibadah umat Islam adalah Masjid.
a.       Masjid adalah tempat ibadah yang pertama kali dibangun oleh Rasulullah setelah beliau berada di Madinah, mengapa masjid ? karena masjid pada masa Rasulullah merupakan bangunan yang sangat dibutuhkan dan multifungsi, selain digunakan untuk beribadah, masjid juga digunakan oleh penduduk Madinah sebagai sentral segala aktifitas, baik keagamaan, sosial, politik maupun lainnya[2].
b.      Pada masa Rasulullah, masjid selain untuk beribadah juga berfungsi untuk bermusyawarah antara umat muslim dan non muslim, dan sebagai sentral segala aktifitas, baik keagamaan, sosial, politik maupun lainnya. Pada masa Islam klasik, masjid mempunyai fungsi yang jauh lebih besar dan bervariasi dibandingkan fungsinya yang sekarang (masa modern). Dulu, di samping sebagai tempat ibadah, masjid juga menjadi pusat kegiatan sosial dan politik umat Islam. Dan masa klasik ada juga Jami’, adapun Jami’ adalah masjid yang digunakan sebagai tempat melaksanakan ibadah shalat jum’at, sedangkan masjid hanya digunakan sebagai tempat ibadah harian yang lain, kecuali shalat dan khutbah Jum’at. Masjid jami’ termasuk lembaga pendidikan tertua di dunia Islam yang digunakan sebagai tempat pengajaran humaniora dan ilmu-ilmu agama. Para guru sering mengajarkan dua bidang ini sekaligus sejak abad ke-2 atau ke-8[3]. Pada masa modern, kita mengenal adanya Masjid hanya sebagai tempat ibadah saja, dan sangat jarang kita menemui adanya jama’ah yang memanfaatkan masjid sebagai tempat majlis ta’lim, walaupun ada hanya kebanyakan para ibu yang sudah berusia yang masih semangat dalam melaksanakannya.

3.      Madrasah berasal dari bahasa Arab yang artinya tempat mendaras atau belajar. Biasa diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan sekolah. Pada masa modern ini, madrasah adalah lembaga pendidikan berbasis keagamaan yang berada di bawah naungan Departemen Agama baik negeri maupun swasta[4].
a.       Madrasah adalah satu jenis lain dari lembaga pendidikan Islam yang mulai muncul pada akhir abad ke-4 Hijriyah. Madrasah merupakan hasil evolusi dari masjid sebagai lembaga pendidikan dan Khan sebagai tempat tinggal mahasiswa. Madrasah menempati urutan ketiga dari satu garis perkembangan, yaitu masjid, masjid-khan, kemudian madrasaah. Madrasah merupakan lembaga pendidikan Islam per excellen sampai pada periode modern dengan diperkenalkannya lembaga-lembaga pendidikan modern, seperti universitas. Madrasah (dalam bentuk klasiknya) dapat disebut sebagai akademi (college) sebagaimana kita kenal sekarang. Madrasah mempunyai perpustakaan yang tergabung dalam bangunan yang sama. Walaupun perpustakaan telah terdapat di istana dan rumah-rumah bangsawan dan hartawan, perpustakaan sebagai bagian dari masjid-akademi sangat jarang. Madrasah yang pertama kali didirikan di Indonesia adalah madrasah Adabiyah (Adabiyah School) didirikan di Padang pada tahun 1909 oleh Abdullah Ahmad. Selanjutnya, pada tahun 1916 didirikan Madrasah School (sekolah agama) dan dalam perkembangan berikutnya menjadi Diniyah School. Nama Diniyah School inilah akhirnya berkembang dan terkenal[5].
4.      Metode pendidikan Islam adalah segala cara dan usaha yang sistematis dan pragmatis untuk mencapai tujuan pendidikan Islam, melalui berbagai aktifitas yang melibatkan guru sebagai pendidik dan murid sebagai anak didik. Metode pengajaran Madrasah pada masa klasik, lebih menitik beratkan kepada hafalan dengan menggunakan metode hafalan karena para guru masa klasik berpendapat bahwa hafalan merupakan cara yang harus ditempuh sesorang untuk menguasai secara utuh berbagai tradisi yang diriwayatkan dari orang Arab terdahulu melintasi abad demi abad, termasuk dua naskah suci Islam, Al-Qur’an dan Sunnah, dan ilmu-ilmu keagamaan lainnya. Sedangkan pada masa modern, metode pengajaran madrasah tidak hanya menitik beratkan pada hafalan saja tetapi lebih dinamis dan terstruktur karena Pada masa modern ini, madrasah berada di bawah naungan Departemen Agama baik negeri maupun swasta jenjang pendidikannya sama dengan sekolah yang berada di bawah naungan Departemen Pendidikan[6]. Olehkarena itu, dalam penggunaan metode pengajarannya lebih bersifat modern dengan menggunakan kecanggihan teknologi seiring dengan perkembangan IPTEK.



[1] Drs. Hasan Basri, M.Ag., “ Kapita Selekta Pendidikan”, Pustaka Setia : Jakarta, 2012, h. 33
[2] Muhammad Nur Ali, “Kamus Agama Islam”, Annizam, Cirebon, 2004, h. 144
[3] Drs. Hasan Basri, M.Ag., “ Kapita Selekta Pendidikan”,  h. 34
[4] Muhammad Nur Ali, “Kamus Agama Islam”, h. 136
[5] Drs. Hasan Basri, M.Ag., “ Kapita Selekta Pendidikan”, h. 35
[6] Muhammad Nur Ali, “Kamus Agama Islam”, h. 136

Tidak ada komentar:

Posting Komentar