Senin, 14 November 2011

Pembelajaran Al-Qur’an Hadits MTs/MA

 
Soal.
1.      Jelaskan tentang pengertian Pembelajaran dan Metode-metodenya !
2.      Jelaskan tentang Al-Qur’an dan Asbabun Nuzulnya !
3.      Jelaskan tentang Hadits dan Asbabul Wurudnya !
4.      Jelaskan seandainya kamu jadi guru, bagaimanakah kamu akan melaksanakan Pembelajaran yang baik dan benar!

Jawab.
  1. Perlu diketahui bahwa istilah Pembelajaran ialah istilah baru yang digunakan untuk menunjukkan kegiatan guru dan siswa, karena sebelumnya menggunakan istilah “Proses belajar-mengajar” dan “Pengajaran”[1].
Menurut Gagne,dan Briggs, pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal[2].
Menurut Pasal 1 butir 20 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, “Pembelajaran adalah Proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”[3].
Pembelajaran bisa menggunakan Satu metode atau lebih, diantara metode tersebut adalah :
1.      Metode Ceramah, yaitu suatu cara pemberian pembelajaran dengan penerangan atau penuturan secara lisan oleh guru didalam kelas[4].
2.      Metode Diskusi, yaitu aktifitas dari sekelompok siswa, berbicara saling bertukar informasi maupun pendapat tentang sebuah topik atau masalah[5].
3.      Metode Tanya Jawab, yaitu cara mengajar dimana seorang guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa tentang materi yang telah diajarkan atau telah dibaca dan siswa menjawabnya berdasarkan fakta[6].
4.      Metode Pemberi Tugas, yaitu suatu cara mengajar dimana seorang guru memberikan tugas-tugas tertentu kepada para siswa, hasilnya dikumpulkan dan diperiksa oleh guru dan setiap siswa mempertanggung jawabkannya[7].
5.      Dll.

  1. Pengertian Al-Qur’an, menurut pendapat yang populer dari segi etimologi Al-Qur’an berarti ”Bacaan” atau “yang dibaca”[8]. Dan dari segi terminologi Al-Qur’an adalah wahyu Allah yang berfungsi sebagai mu’jizat bagi Rasulullah Muhammad SAW. sebagai pedoman hidup bagi setiap muslim dan sebagai korektor dan penyempurna terhadap ktab-kitab Allah yang sebelumnya dan juga bernilai abadi[9].
Asbabun Nuzul ( Sebab-sebab Turunnya (suatu ayat)) adalah ilmu Al-Qur'an yang membahas mengenai latar belakang atau sebab-sebab suatu atau beberapa ayat Al-Qur'an diturunkan. Dan Asbabun Nuzul memudahkan para Mufassir untuk menemukan tafsir dan pemahaman suatu ayat dari balik kisah diturunkannya ayat itu. Selain itu, ada juga yang memahami ilmu ini untuk menetapkan hukum dari hikmah dibalik kisah diturunkannya suatu ayat. Sebagaimana, Ibnu Taimiyyah mengemukakan bahwa mengetahui Asbabun Nuzul suatu ayat dapat membantu Mufassir memahami makna ayat. Pengetahuan tentang Asbabun Nuzul suatu ayat dapat memberikan dasar yang kokoh untuk menyelami makna suatu ayat Al-Qur’an[10]. Manfaat Asbabun Nuzul diantaranya yaitu : 1.Untuk menjelaskan hikmah tentang pensyariatan terhadap hukum, 2.Untuk mengkhususkan hukum yang bersifat umum[11].
  1. Hadits ditinjau dari segi etimologi berarti “Baru, Dekat atau Khabar”[12], sedangkan dari segi terminologi Hadits merupakan sesuatu yang disandarkan kepada nabi Muhammad SAW. baik berupa perkataan, perbuatan, dan taqrir / ketetapan, serta hal-hal lainnya[13].
Menurut as-suyuthi, secara terminology asbabul wurud merupakan sesuatu yang menjadi thoriq / metode untuk menentukan suatu Hadis yang bersifat umum, atau khusus, mutlak atau muqayyad, dan untuk menentukan ada tidaknya naskh / pembatalan dalam suatu Hadis. Tapi secara sederhana asbabul wurud dapat diartikan sebagai sebab-sebab datangnya sesuatu. Karena istilah tersebut biasa dipakai dalam diskursus ilmu hadis, maka asbabul wurud dapat diartikan sebagai sebab-sebab atau latar belakang ( background ) munculnya suatu hadis[14]. Adapun urgensi asbabul wurud menurut imam as-Suyuthi antara lain untuk:
1.      Menentukan adanya takhsish hadis yang bersifat umum.
2.      Membatasi pengertian hadis yang masih mutlak.
3.      Mentafshil /memerinci hadis yang masih bersifat global.
4.      Menentukan ada atau tidak adanya nash-mansukh dalamsuatu hadis.
5.      Menjelaskan ‘illat (sebab-sebab) ditetapkannya suatu hukum.
6.      Menjelaskan maksud suatu hadis yang masih musykil (sulit dapahami).
  1. Melaksanakan Pembelajaran yang baik dan benar merupakan kewajiban bagi seorang guru, istilah pembelajaran yang baik dan benar mempunyai banyak persepsi yang berbeda antar guru karena hal itu bisa bersifat subjektif bagi diri pribadi guru. Melihat secara global, sedikit akan saya kupas bagaimanakah pembelajaran yang baik dan benar dan mungkin inilah subjektif dari diri saya sendiri. Sebelumnya, saya akan mengutip sedikit dari Acara “Simponi Nasional Pendidikan Agama” yang kemarin tanggal 4-6 Oktober 2011 berlangsung di yogyakarta, hadir sebagai narasumber dalam acara tersebut yaitu mantan Mentri Agama Prof. Dr. KH. Muhammad Tholhah Hasan, beliau berkata bahwa “banyak guru agama pada zaman sekarang kualitasnya rendah dan melakukan pendekatan pembelajaran pendidikan agama yang lebih banyak memasuki ranah kognitif daripada ranah afektif, sehingga pendidikan agama tidak banyak mempengaruhi sikap dan perilaku peserta didik”[15], dari perkataan beliau dapat diambil kesimpulan pembelajaran yang baik dan benar yaitu melakukan pendekatan pembelajaran selain dari ranah kognitif juga harus bayak melalui ranah afektif agar para peserta didik mempunyai sikap dan perilaku yang baik sebagaimana sekarang ini jarang sekali dapat ditemukan.         
Saya juga mengambil dari pendapatnya Eggen & Kauchak yang menjelaskan bahwa ada enam ciri pembelajaran yang efektif, efektif disini berarti baik dan benar yaitu:
1)        Siswa menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan serta membentuk konsep dan generalisasi berdasarkan kesamaan-kesamaan yang ditemukan,
2)        Guru menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan berinteraksi dalam pelajaran,
3)        Aktivitas-aktivitas siswa sepenuhnya didasarkan pada pengkajian,
4)        Guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada siswa dalam menganalisis informasi,
5)        Orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan keterampilan berpikir, dan
6)        Guru menggunakan teknik mengajar yang bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya mengajar guru[16].


[1] Udin S.Winataputra,dkk, ”Teori Belajar dan Pembelajaran”, Universitas Terbuka, Jakarta, 2007, hal.1.19.
[2]  http://blog.persimpangan.com/blog/2007/08/06/pengertian-pembelajaran/, Pada tanggal 8 Oktober 2011, hari Sabtu pukul 13.00 WIB.
[3] Udin S.Winataputra,dkk..,op.cit., hal.1.20.
[4] Dept.Pendidikan dan Kebudayaan, “Didaktik/Metodik Umum”, Jakarta, 1995, hal.15.
[5] Ibid.,hal.17.
[6] Prof.DR.H.Ramayulis, “Ilmu Pendidikan Islam”, Kalam Mulia, Jakarta, 2006, hal.193.
[7] Ibid.,hal.194.
[8] LKS ALSHOL Membangaun Generasi ‘Alim dan Sholih, “Qur’an Hadits Untuk MA Kelas 10 Semester Gasal”, CV.Alfadinar. Surakarta, hal.5.
[9] Drs.Miftah Faridl, “Pokok-pokok Ajaran Islam”, Pustaka-Perpustakaan Salman ITB, Bandung, Cet.3, 1982, hal.8.
[10] http://id.wikipedia.org/wiki/Asbabun_Nuzul, pada tanggal 8 Oktober 2011, hari sabtu pukul 13.00 WIB.
[11] Ibid.,
[12] Drs.Miftah Faridl, op.cit., hal. 18
[13] Muhammad Nur Ali,S.Ag., “Kamus Agama Islam”, Annizam, Cirebon, 2004, hal. 71.
[14] http://indonesia.faithfreedom.org/forum/pengertian-hadist-dalam-islam-t31370/, pada tanggal 8 Oktober 2011, hari sabtu pukul 13.00 WIB.

 


[15] Dari Koran HARIAN PELITA Persatuan Umat dan Kesatuan Bangsa, terbitan hari Jum’at 7 Oktober 2011, tentang AGAMA DAN PENDIDIKAN dengan tema Kualitas Guru Agama di Indonesia “Memprihatinkan”, hal.5.
[16]  http://blog.persimpangan.com/blog/2007/08/06/pengertian-pembelajaran/, pada tanggal 8 Oktober 2011, hari sabtu pukul 13.00 WIB.

 






Tidak ada komentar:

Posting Komentar