Kamis, 10 November 2011

Pembelajaran SKI MTs

Kurikulum dalam UU No.2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar[1]. Kurikulum yang dimaksud berisi tentang standar kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Adapun tentang indikator, kegiatan pembelajaran, sumber dan alat pembelajaran dan metode pembelajaran diserahkan kepada madrasah untuk mengembangkannya sesuai dengan situasi dan kondisi dimana madrasah itu berada, begitu juga dalam wilayah pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI).
Disini saya akan utarakan sedikit ruang lingkup kurikulum SKI di MTs Widasari, karena sesuai dengan yang dibahas yaitu Pelajaran SKI di jenjang pendidikan menengah atau MTs, berikut ini adalah sekilas kurikulumnya :
Ruang lingkup Kurukulum SKI di MTs Widasari
1.      Pengertian dan tujuan mempelajari SKI.
2.      Memahami sejarah Nabi Muhammad SAW. periode Makkah.
3.      Memahami sejarah Nabi Muhammad SAW. periode Madinah.
4.      Memahami peradaban Islam pada masa Khulafaurasidin.
5.      Perkembangan masyarakat Islam pada masa dinasty bani Umayyah.
6.      Perkembangan masyarakat Islam pada masa dinasty bani Abbasiyah.
7.      Perkembangan masyarakat Islam pada masa dinasty bani Al Ayubiyyah.
8.      Memahami perkembangan Islam di Indonesia.
 Jenjang pendidikan menengah / MTs untuk semester II Kelas VIII yang berisikan materi “Memahami perkembangan Islam di Indonesia” memiliki Standar Kompetensi (SK) yaitu Memahami sejarah tradisi Islam Nusantara, dan Kompetensi Dasarnya yaitu Menceritakan Seni Budaya lokal sebagai tradisi Islam, dan Memberikan apresiasi terhadap tradisi dan upacara adat kesukuan Nusantara.
Menilik akan SK dan KD diatas, apabila dijadikan suatu ukuran untuk proses pembelajaran SKI di MTs akan menghasilkan pemahaman secara kognitif yang dapat membekas pada peserta didik, dan kalau hanya kognitif saja yang diperoleh siswa, maka siswa tidak akan tahu bagaimana cara melestarikan tradisi Islam Nusantara seperti “wayang kulit” yang dibawa oleh Sunan Kalijaga, siswa harus diberi pembelajaran secara langsung terjun ke tempat-tempat yang dinilai mempunyai sejarah dan siswa ikut menjalankan tradisi dan upacara adat kesukuan Nusantara pada masyarakat setempat.
Untuk memperkuat argumen diatas, saya mengutip dari seorang pembicara dalam Acara “Simposium Nasional Pendidikan Agama” yang kemarin tanggal 4-6 Oktober 2011 berlangsung di yogyakarta, hadir sebagai narasumber dalam acara tersebut yaitu mantan Mentri Agama Prof. Dr. KH. Muhammad Tholhah Hasan, beliau berkata bahwa “banyak guru agama pada zaman sekarang kualitasnya rendah dan melakukan pendekatan pembelajaran pendidikan agama yang lebih banyak memasuki ranah kognitif daripada ranah afektif, sehingga pendidikan agama tidak banyak mempengaruhi sikap dan perilaku peserta didik”[2], dari perkataan beliau dapat diambil kesimpulan pembelajaran yang baik dan benar yaitu melakukan pendekatan pembelajaran selain dari ranah kognitif juga harus bayak melalui ranah afektif agar para peserta didik mempunyai sikap dan perilaku yang baik sebagaimana sekarang ini jarang sekali dapat ditemukan.     
Jadi, pada intinya dapat disimpulkan bahwa Standar Kompetensi (SK) yaitu Memahami sejarah tradisi Islam Nusantara, dan Kompetensi Dasarnya yaitu Menceritakan Seni Budaya lokal sebagai tradisi Islam, dan Memberikan apresiasi terhadap tradisi dan upacara adat kesukuan Nusantara. Semuanya hanya akan memberikan pendekatan yang lebih mengarah pada kognitifnya saja, dan lebih parahnya lagi dapat menjadikan siswa tidak paham bagaimana cara melestarikan tradisi Islam Nusantara.


[1] Asep Herry Hernawan,dkk., “Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran”, Universitas Terbuka, Cet. 9, Jakarta, 2008, hal.1.5
[2] Dari Koran HARIAN PELITA Persatuan Umat dan Kesatuan Bangsa, terbitan hari Jum’at 7 Oktober 2011, tentang AGAMA DAN PENDIDIKAN dengan tema Kualitas Guru Agama di Indonesia “Memprihatinkan”, hal.5.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar